Halaman

Sabtu, 04 Mei 2013

Pesan Singkat Dari Spongebob

Di post sebelumnya, saya udah ceritain tentang betapa saya bukan anak-anak lagi. Tapi kesadaran tentang belajar dewasa itu, tidak membuat saya lantas meninggalkan Spongebob, iya, Serial Spongebob! Saya memang bukan fans garis keras karakter Spons kuning berbentuk kotak itu, tapi saya menikmati menonton serial-serialnya. Kekanak-kanakan? Tidak juga! Bukankah tidak ada batasan umur untuk menikmati karya seni. Cuma mungkin beda selera saja, termasuk beberapa orang teman saya, bahkan sempat ada yang mencibir dan menunjukkan muka aneh, begitu tahu saya sampai detik ini masih nonton Spongebob. Saya memang tidak pernah dengan sengaja menunggu jam tayang Spongebob, tapi tiap episodenya yang diputar untuk kesekian kalinya tetap saja berhasil menggelitik saya.

"Hah? Spongebob? So disgusting!" Ini salah satu komentar seorang teman, ketika saya mengiyakan pertanyaan teman lainnya tentang kegemaran saya menonton Spongebob. Gag masalah sih buat saya dia mau berpendapat apa, kan beda selera. Selama cara saya menikmati Spongebob tidak mengganggu dia, saya mah gag ambil pusing sama pendapat-pendapat dia, saya juga gag nonton di rumah dia ini. Hehe

Dari Spongebob saya belajar ketulusan, persahabatan, loyalitas, keceriaan dan selalu berpikiran positif.

Dari Spongebob juga saya mendapat hiburan dan ide untuk menulis kali ini.
Ada satu episode, 'Kotak Tertawa', yang sedikit mengusik saya. Pasalnya di episode tersebut diceritain Spongebob sedang puasa tertawa karena ia takut kotak tertawanya habis. Karena demi tidak mendengar Spongebob tertawa, yang bagi Squidward itu sangat mengganggu, Squidward bilang bahwa tiap orang memiliki kotak tertawa dengan batasan masing-masing. Squidward menekankan bahwa bila Spongebob tidak mampu menahan dirinya untuk tidak tertawa minimal sehari, ia akan kehilangan kotak tertawanya, dan dia tidak akan dapat tertawa lagi selamanya. Squidward dengan mudah berhasil meyakinkan Spongebob bahwa kotak tertawanya sedang kritis. Dan Spongebobpun bersusah payah untuk 'puasa tertawa'.

Well,, terinspirasi 'Kotak Tertawa' yang memiliki kapasitas itu, saya jadi berpikiran kalo memang betul kita memiliki kapasitas dan batasan masing-masing, tapi tenaaanngg.... bukan tentang kotak tertawa kog, kali ini saya beri nama "Kotak Kebahagiaan". Hahaii.

So, in my poor imagination, kotak kebahagiaan kita itu sungguh luas dan isinya meliputi kesenangan, kebahagiaan, kesuksesan dan banyak lagi. Nah, kebanyakan dari kita suka membuang-buang 'Kotak Kebahagiaan' di masa muda, tanpa kita sadari kita lupa untuk menginfestasikannya untuk hari esok. Eits, bukan berarti kita tidak boleh berbahagia di masa muda looo,, bukankah kebahagiaan itu sederhana? Tapi kita terkadang terlalu larut dan berlebih-lebihan dalam hal bersenang-senang, menghambur-hamburkan uang, menikmati hidup malas-malasan, menomorsatukan lidah alias tidak hidup sehat. Dan itu jadi boomerang buat kita, karena kita lalai untuk mengisi ulang 'Kotak Kebahagiaan', alhasil 'Kotak Kebahagiaan' kita bakal kritis dan padam.

Beberapa orang yang mampu menahan diri dan menabung pada 'Kotak Kebahagiaan'-nya, mungkin bisa dilihat dari muda udah gigih, tidak tertipu kesenangan sesaat semata, berpikiran jauh ke depan, dapat membentengi diri tidak menghambur-hamburkan kesenangannya, intinya ia mampu menggunakan 'Kotak Kebahagiaan'-nya dan tidak lupa men-charge kembali.

'Kotak Kebahagiaan' itu bisa diisi ulang! Jadi kalo hari ini kita sudah menghabiskan 'Kotak Kebahagiaan' diluar sewajarnya, cobalah 'puasa'. Jangan dihabisin sekaligus dengan kesenangan-kesenangan fana.

Entah hanya saya dan teman-teman saya yang memiliki kalimat sakti yang mungkin sudah men-sugesti kami, ketika terlalu senang yang wow banget dan ketawa sudah melampaui batas, selalu saja ada celoteh "Udah ah, jangan terlalu banyak ketawa, ntar nangis". Atau ketika suasana hati tiba-tiba jelek, yang jadi scapegoat alias kambing hitam itu "Tuh kan, gara-gara terlalu senang sih tadi, kebanyakan ketawa, bete/sedih kan jadinya"

Mungkin jatah kapasitas 'Kotak Kebahagiaan' kami di hari itu sudah nyaris habis karena dihambur-hamburkan untuk terlalu senang dan cekikikan, lupa isi ulang, dan low dehh,, alhasil yang sisa tinggal bete, sedih, gundah gulana, tidak bahagia...

Efek 'Kotak Kebahagiaan' memang gag seseram itu kog, 'Kotak Kebahagiaan' kita itu kan banyak dan besar dan akan selalu seperti itu asal kita tahu cara mengisi ulangnya. Dan tiap orang punya cara khusus masing-masing untuk mengisi ulang, karena kita punya kebutuhan dan cara menikmati kebahagiaan yang berbeda.

Mungkin ini lucu, tapi Spongebob beserta teman-temannya sering memberi saya pesan singkat, yah jelas dong bukan sms, tetapi percakapan-percakapan absurd mereka itu meaningful. Saya juga masih ingat episode ketika Patrick kehilangan kepala seisi-isinya, dan tanpa sengaja tertukar dengan coral yang berisi otak. Sekejap kemudian Patrick berubah jadi jenius, tapi kejeniusannya itu membuat ia kehilangan sense of humor and happiness-nya. Bukannya ingin tetap memelihara kepala baru dengan otak cemerlang itu, Patrick lebih memutuskan untuk mencari jati dirinya pada kepala aslinya. Dan ketika Spongebob menanyakan keseriusan Patrick meninggalkan hidup baru sebagai Genius Patrick, tanpa penyesalan Patrick menjawab,

"Pengetahuan tidak dapat menggantikan persahabatan, Aku lebih baik menjadi idiot, dari pada harus kehilanganmu, Teman"


You're awesome Spongebob, Patrick!!
\(^_^)/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar