Halaman

Rabu, 08 Mei 2013

Pojok Kenangan

Aku telusuri ia, pojok kenangan
Dalam bingkai-bingkai penuh tawa dan senyum,
Dalam lembar-lembar guratan pena,
Pun dalam bingkisan-bingkisan yang tertata rapi.

Ingatanku berdansa pada dimensi waktu, meliuk-liuk pada tiap pojoknya
Bagai kotak, bervolume putih sebagian, hitam menghiasi sisi lainnya

Disini aku terhenti, pada sepotong pojok kenangan, yang kusebut Ingatan, yang membisu tanpa berusaha menyapa
Berpintukan kaca-kaca yang memantulkan ingatan lain yang mulai memudar
Terkuncikan gembok berlapis dan kawat berduri memagarinya
Aku berusaha mengetuk, tapi ingatanku enggan menyahut
Kugedor lebih kuat, penuh rasa penasaran, tapi ingatanku tak merespon..
Aku memaksa masuk hingga kawat-kawat berduri itu melukaiku
Gembok-gembok usang yang lapuk itu pun berhasil aku taklukkan dengan besi amarah
Kini aku berdiri sangat dekat padanya, pada sebongkah ingatan angkuh yang telah aku tenggelamkan, yang dengan sengaja aku asingkan lewat dinding-dinding kaca itu, lewat gembok-gembok berlapis itu, juga lewat kawat-kawat berduri itu...

Aku sudah sangat dekat untuk sanggup menggapainya, untuk membuka kotak ingatan yang terlihat rapuh namun berdiri kokoh
Detik berikutnya, aku tersadar, tak ada gunanya menyingkap kembali ingatan yang telah lama aku kubur, kuasingkan ia agar ia tau diri
Tapi rasa penasaran bodoh ini menggerogoti perjalanan lintas waktuku
Aku mencoba melawan, tapi kebodohanku menang telak, aku lemah
Kugapai ia, bentuknya tak berbeda dengan kotak-kotak ingatan lainnya
Tapi tampilannya lusuh, dihiasi jamur disana-sini
Sangat jauh berbeda dengan kotak-kotak ingatan yang sedari tadi menemani perjalanan lintas waktuku
Mereka berkilau, terlihat anggun menawan, karena terlalu seringnya aku bertandang dan memeluk mereka..

Tanganku gemetar membuka pengaitnya, ketakutan itu pun bagai badai yang menerjang hebat..
Entah kekuatan dari mana aku mampu melawannya, menguatkan diri untuk menatap jauh ke dalam kotak penuh misteri itu...
Kotak itu berisi kotak-kotak yang lebih kecil, yang tersusun berserakan di celah-celah ruangnya...
Kubuka salah satu kotak kecil teratas, kubaca ia dalam diam, sebait cerita, di pojok kenangan
Gemuruh di hatiku membopong awan hitam yang serta merta mengundang hujan badai penuh amarah, benci, dan sakit hati....

Lekas kututup kotak itu
Kutaruh pada posisinya semula
Terburu-buru aku mencari jalan keluar dari ruang penyiksa bathin ini
Kukunci lagi pintu kaca itu, dengan gembok-gembok yang lebih kokoh, tak sekedar kuhiasi kawat berduri, pun kulekatkan serpihan-serpihan kaca
Berharap rasa penasaranku selanjutnya tak cukup kuat untuk memaksa masuk...

--------

Kini, aku disini, mengakhiri perjalanan lintas waktuku..
Menghela nafas panjang penuh syukur, untuk kotak-kotak kecil berisi ingatan yang tak sempat kubuka...
Yahhhh,,, kotak-kotak ingatan tentang benci, amarah, sakit hati dan konco-konconya yang telah lama sengaja aku letakkan pada sebuah pojok gelap agar tak mudah digapai
Untuk tidak mengkontaminasi kotak-kotak lainnya, dan kini ia telah kusimpan rapi, sampai tiba saat aku lupa untuk memiliki rasa penasaran...

Secarik pesanku untuk perjalanan lintas waktuku yang selanjutnya....
Untuk tidak memaksa masuk dan mengusik pada pintu terasing yang telah mendiami sebuah pojok kenangan,
Kenangan Hitam..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar