Saat Cokelat Tak Lagi Manis

I love chocolate.....!!
Bukan hal yang luar biasa pastinya, karena yang suka cokelat bukan saya aja,,,

I Love Chocolate

Cokelat itu lebih dari sekedar cemilan atau makanan buat saya, cokelat itu teman, cokelat itu sahabat di kala sepi, di kala hari-hari begitu suram. Agak melebay sedikit. LOL

But, I'm so serious! 'Coz chocolate can bring my mood back... So, I prefer a bar of chocolate to a bucket of flower... Yah, jelas dong yaa, bunga gak bisa dimakan! Haha

Saya sih lebih milih dikasih cokelat dari pada bunga atau boneka. Agak kurang sopan sih, dikasih orang milih-milih. Tapi itu dia, perut gak bisa bohong!

Lagian cokelat bukan cuma urusan perut kog buat saya, kan udah saya bilang, cokelat itu teman saya. Cokelat emang gak bisa ngomong, tapi cokelat bisa nenangin saya ketika emosi sedang di atas rata-rata. Cokelat emang bukan badut, tapi cokelat juga yang bisa buat saya merasa lebih baik ketika suasana tidak mendukung. Cokelat juga gak bisa membungkam mulut saya, karena cokelat bukan plester, tapi buat sekedar menikmati cokelat, saya rela sendirian dalam diam.

Cokelat juga yang bisa buat saya mengulang ritual sikat gigi malam sebelum tidur, karena tengah malam ngiler pengin cokelat.

I love chocolate!
Bahkan cokelat pahit sekalipun, serasa manis di lidah saya.. Alasan saya makan cokelat, bukan cuma karena sedih, galau, dilemma, bad mood, dan sekawan-kawannya.. Lagi senyum-senyum, saya tetap suka cokelat, lagi ketawa cekikikan cokelat tetap menarik perhatian saya, apalagi saya lagi gak ada kerjaan yah waktu yang tepat laa untuk si cokelat..

Chocolate is one of my mood boosters...
Ketika saya merasa sepi, gak ada teman yang tepat buat diajakin ngobrol, cokelat pilihan yang pas. Disaat merasa sendirian, seakan semesta sedang tidak berpihak, cokelat yang jadi penghibur!
Yah, segitu ngefeknya cokelat di hari-hari saya.

Buuuutttt,,,, last night, when my day wasn't going well... 
Cokelat gak mempan buat menambal potongan-potongan cerita saya dengan cerita yang indah untuk menyimpulkan senyum. Entah kenapa, kali itu mantra si-cokelat seakan sirna. Mungkin saya melanggar pantangan sampe-sampe keajaiban mantranya hilang! Alhasil si-cokelat ngambek, dan membatalkan perjanjian untuk selalu terasa manis, pada cokelat pahit sekalipun.

Udah guling-guling kesana kemari sambil komat kamit baca mantra pemulih hati sambil ngemut cokelat si biang manis, tetap aja gak berhasil buat si cokelat mengeluarkan jurus ampuhnya.

Entah apa yang salah dari cokelat di malam itu, mungkin pahitnya cerita hari itu gak mampu dikalahkan sama manisnya si-cokelat, atau si-cokelat yang telah kehilangan manisnya...

Dan entah siapa juga yang mau disalahkan atas air mata yang tumpah itu, entah hari yang gak ada manis-manisnya sedikit pun, atau cokelat yang tidak lagi manis..

Sebelum akhirnya tempat tidur saya berubah jadi kolam kecil akibat genangan air mata disana-sini... Saya berhasil memanfaatkan satu lagi dari sekian banyak mood booster saya..
Es krim? No! No! No!! Bahkan cokelat saja tak mampu, boro-boro es krim! Yahh,,, es krim itu ada di urutan kesekian setelah cokelat, orang tua, pacar, handphone, laptop, jaringan internet....

Dannn kesemua itu, gak bisa ngalahin my first mood booster.... Dan lalainya saya, jurus andalan ini tuh, lebih sering jadi kunci terakhir yang sering terlupakan... Ahhhh,,,,saya ini begitu bodoh, udah difasilitasi jurus andalan yang dijamin tokcer, suka disia-siain.... Padahal nih jurus ampuh benar dalam situasi dan kondisi gimanapun... Kurang ajaib gimana coba....

Yahhh,,, saat cokelat tak lagi manis, saatnya saya menangis dan mengadu pada-Nya....
This is my first mood booster, and the last choice to bring my mood getting better....