Halaman

Minggu, 21 April 2013

Hey, Aku Merindu

Iya, sejak kita terpisahkan oleh jarak, aku memiliki hobi baru. Merindumu. Sulit? Sungguh! Saat senyummu tak lagi menyapaku. Saat kecupanmu tak lagi menenangkanku. Saat pelukanmu tak lagi mampu menguatkanku.

Sesaat itu juga aku membenci jarak. Ya, awal kepergianmu. Membuatku teramat benci dengan jarak. Dan menantimu, membuatku menghardik waktu. Cerca ku tak henti tertuju pada sakitnya merindu.

Aahhhh,,,tapi itu dulu, sudah lama.. Bertahun-tahun yang lalu. Ketika aku belum mampu menguasai rasa rindu itu. Yang kini menjadi hobi ku. Yah kini aku sudah sangat-sangat mahir merindumu. Hingga aku lupa bertahun-tahun yang lalu aku tertatih meyakini diriku.

Bagiku sekarang, waktu adalah nada disetiap penantianku, ia menemaniku menantimu di kota ini, kota yang sama tempat kita pertama bertemu. Dan sekarang jarak buatku hanyalah bagian dari mimpi yang akan mengantarkanku ke hari esok, dimana kau akan menyapaku dengan senyummu.

Yaaaahhh,,mungkin menurutmu, kini aku telah berubah, tak lagi rewel dalam penantianku, tak lagi resah bertanya tentang kepulanganmu. Bukan! Bukan disini aku tak lagi merindumu.
Rindu itu kini telah menjadi keseharianku. Menjadi teman karibku. Dan ia telah menjadi bagian dari hidupku. Lalu bagaimana mungkin bisa aku berlari darinya? Aku tidak merubah apapun dalam menantimu. Aku hanya mencoba bersahabat dengan rindu. Bersenandung bersama waktu. Dan tidur dalam dekapan jarak.

Heeii,, aku masih tetap disini. Menantimu. Jangan ragukan itu.
Aku masih disini. Bersama semua rindu yang telah lama menjadi hobiku.
Aku tau, kau tau tentang itu. Tentang rindu yang akan terus menjadi milikmu. Karena kau juga merinduku bukan? Yah, aku tau itu..
Heeiiii, aku merindumu..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar